Sadar tidak sadar, ada waktu terbaik bagi kita untuk ngobrol, yang seharusnya itu bukanlah waktu terbaik untuk ngobrol tapi untuk tidur.

Kejadian seperti ini pantasnya adalah bagi mereka yang pernah mengalami tidur di asrama, di wisma, dan terlebih lagi bagi mereka yang sudah berkeluarga.

Tak jarang, meskipun ada waktu lain selain waktu itu, tapi entah mengapa, obrolan itu akan terasa lebih menyenangkan, dan terasa lepas di waktu menjelang tidur. Bisa jadi karena kebersamaan di luar waktu itu tersita untuk kesibukan masing-masing sehingga waktu menjelang tidur itulah waktu yang tepat untuk melepaskan apa yang ada di pikiran kita (unek-unek) yang selama seharian melingkupi pikiran.

Barangkali waktu menjelang tidur itulah waktu yang paling rileks untuk saling berbagi cerita, dimana saat itu tidak ada lagi tuntutan untuk mengerjakan pekerjaan lain selain tidur, jadi pikiran terasa lebih tenang dan tidak menanggung beban pekerjaan untuk saat itu.
Atau barangkali untuk mereka yang sudah berkeluarga, karena seharian waktu mereka tersita untuk anak-anak mereka, bercanda, bersendau gurau, mengajari mereka, sehingga hampir tidak tersisa waktu untuk berbagi karena tersibukkan dengan kegiatan anak-anak mereka, akhirnya waktu menjelang tidurlah waktu yang paling nyaman untuk ngobrol dan berbagi karena saat itu anak sudah tidur terlebih dulu, dan mereka pun tidak terbebani lagi pekerjaan-pekerjaan untuk anaknya lagi.

Bagi yang pernah tinggal di asrama paling tidak pasti pernah merasakan ini, karena rata-rata asrama adalah satu tempat tidur ditempati oleh minimal 2-6 orang atau bahkan ada yang lebih.
Pernah suatu kali ketika itu, adalah waktu menjelang tidur, waktu sudah agak larut malam, teman-teman yang lain sudah mulai tertidur, namun seperti ada yang masih mengganjal sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada salah satu teman waktu itu, akhirnya setelah itu tanpa sadar obrolan itu berlangsung agak lama sampai larut, sampai-sampai ada salah satu teman yang terganggu dengan obrolan kami, sampai akhirnya kamipun memutuskan untuk istirahat tidur.

Mungkin ini hanyalah opini pribadi saya sendiri, tapi kalau kita perhatikan baik itu dalam film-film atau film televisi, terkadang bisa kita saksikan sendiri, sering obrolan yang paling rileks antara dua orang teman atau suami istri adalah menjelang tidur mereka. Coba perhatikan hal-hal seperti ini.

Dan jujur saya pribadi akui, saat menjelang tidur itulah saat paling rileks untuk mengobrol, melepaskan beban pikiran dengan mengungkapkannya kepada teman atau suami/istri kita. Saat menjelang tidur itulah tanpa sadar waktu mengobrol terasa lebih bebas, leluasa, dan lepas. Kita bisa curhat, kita bisa mengeluhkan sesuatu, menceritakan hal-hal menarik yang terjadi selama seharian, atu melampiaskan kekesalan terhadap teman yang perilakunya sangat tidak kita sukai, saat menjelang tidur itulah saat paling rileks untuk mengungkapkannya, selama keduanya sama-sama belum bisa memejamkan mata mereka untuk istirahat malam.

Just share, hanya sekedar berbagi pengalaman pribadi, barangkali ada sebagian yang tidak setuju dengan hal di atas adalah wajar, karena tidak ada manusia dengan penilaian yang sama. Itulah uniknya manusia.

Salam terindah,
By: heane

Komentar ditutup.